Saturday, August 4, 2007

Formalin VS Buah Picung

MAsih santer dibicarakan tentang penggunaan formalin pada makanan. Belum selesai masalah formalin pada bakso, tahu, ikan asin dan mie sekarang malah tambah formalin pada permen dan manisan made in china. Padahal kita semua tahu bahwa permen dan manisan dr cina biasanya enak dilihat dan bentuknya lucu2. JAdi inget waktu kami di kantor sering dapat oleh2 dari temen2 yg asli pulau diseberang. Mereka sering bawain berbagai macam makanan yg banyak dijual di daerah mereka yg tentu saja berdekatan dengan negara cina (critanya produk impor). KAmi jadi berpikir jangan2 produk2 tsb termasuk mknn yg berformalin (aduuuuh mudah2an enggak deh). PAdahal kalo dipikir masih banyak makanan lain yg tidak mengandungn bahan berbahaya yg bisa dikonsumsi, tetapi namanya juga manusia pasti punya sifat pengin untung besar dg biasa sedikit. Padahal pada jaman dulu orang sudah mengenal bahan pengawet makanan yg tidak membahayakan. Salah satunya buah picung=pucung=kluwak=keluwek. DAri berita di TV disebutkan bhw nelayan di daerah Jawa Barat sudah menggunakan buah tsb untuk mengawetkan ikan. Ikan yg sdh dibersihkan, bgn perutnya dimasukki buah picung yg sudah dihancurkan. Biasanya ikan tersebut akan tahan selama 1 minggu. MEmang harga buah picung yg sudah dihancurkan agak mahal sekitar Rp. 14.000/kg, tp kalo diitung2 manfaatnya bagi kesehatan akan jauh lebih aman menggunakan buah ini sebagai bahan pengawet. Cuma harus diteliti lebih lanjut apakah buah ini bisa digunakan utk mengawetkan bahan makanan lain. Sebab kalo untuk dibuat makanan lain sudah ada penelitiannya salah satunya utk dibuat Kerupuk Buah Picung oleh salah satu temen kuliah dulu. MAri kita galakkan penggunaan bahan2 yg aman bagi kesehatan kita, karena sehat itu mahal harganya.