Friday, April 27, 2007
Pelajaran Berharga
CErita ini kudapat dari Mailist
PENUMPANG BIS TUNA NETRA
> Penumpang-penumpang di bis menatap penuh
> simpatiketika seorang wanita muda dengan tongkat
> putih menaiki tangga bisdenganhati- hati. Dia
> membayar kepada kondektur dan dengan
> menggunakantanganny ameraba tempat bangku-bangku,
> berjalan di lorong dan menemukan bangkukosongyang
> telah diberitahukan supir. Kemudian dia duduk,
> meletakkan tasnyadi ataspangkuan dan melepaskan
> tongkat di sela-sela kakinya.
>
> Sudah setahunsejak , 34 tahun, menjadi buta.
> Dikarenakandiagnosi s kesehatan yang salah menjadikan
> dia hilang penglihatan danterlemparkedalam
> kegelapan, kemarahan, frustasi dan mengasihani diri
> sendiri.Dulu diaadalah seorang wanita muda mandiri
> yang penuh semangat, sekarang merasadikutuk dengan
> nasib yang mengerikan menjadi tidak berdaya dan
> bebansemuaorang yang disekitarnya. "Kenapa hal ini
> terjadi padaku?" diamemberontak dan hatinya penuh
> kemarahan.
>
> Tetapibagaimanapun dia menangis, meratapi ataupun
> berharap,dia menyadari kenyataan pahit bahwa
> penglihatannya tidak akan kembalilagi. Kabut depresi
> menyelimuti semangat optimistis . Hanya
> melewatihari- hari sajasudah menjadi sebuah latihan
> yang penuh kefrustasian dan keletihan. Danorangyang
> bisa diandalkannya hanyalah suaminya, Marto.
>
> Marto adalahperwira angkatan udara dan dia sangat
> mencintai istrinya dengansegenap hatinya. Ketika
> pertama kali Suliyem kehilangan
> penglihatannya, Martomelihatnya tenggelam dalam
> keputusasaan dan memutuskan untuk membantuistrinya
> memperoleh kekuatan dan percaya diri yang
> dibutuhkan untuk menjadiwanita yang mandiri kembali.
> Latar belakang militer Marto telah melatihdiauntuk
> bisa mengatasi situasi yang sangat sensitif
> sekalipun, tetapi diasadarbahwa ini adalah
> pertarungan terberat yang harus dihadapinya.
>
> AkhirnyaSuliyem telah merasa siap untuk kembali
> bekerja,tetapi bagaimanakah cara dia untuk pergi ke
> kantor? Dulu dia menumpangbis, tetapi sekarang
> terlalu menakutkan baginya untuk berkeliling
> kotasendirian. AkhirnyaMarto menawarkan diri untuk
> mengantarkan dia setiap hari walaupunmerekabeker ja
> berlainan arah. Pada awalnya, hal ini menyenangkan
> Suliyem danmemenuhikeingina n Marto untuk melindungi
> istrinya yang tuna netra yang sangattidakaman dengan
> keadaannya itu. Tetapiia segera sadarbahwa cara ini
> tidak akan berhasil--sangat merepotkan dan
> memakanbanyak biaya.Suliyem harus kembali
> menggunakan bis sendirian, dia meyakinkan dirinya.
>
> Tetapi hanyaberpikir bahwa dia harus mengatakan hal
> itukepada Suliyem membuatnya takut. Suliyem masih
> sangat rapuh, sangatmarah. Bagaimana nanti reaksinya?
>
>
> Seperti yangMarto telah duga, Suliyem sangat
> ketakutan padaide bahwa dia harus menggunakan bis
> lagi. "Aku buta!" dia menjawabnyadengan nada getir.
> "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku akan pergi?
> Akumerasa kamu meninggalkan aku." Hati Marto
> berkeping-keping mendengarkata- kata ini, tetapi dia
> tahu bahwa hal itu harus dilakukan. Diaberjanji
> padaSuliyem untuk naik bis bersamanya setiap pagi
> dan sore hari selamadibutuhkansam pai dia bisa
> melakukannya sendirian. Dan itulah yang terjadi.
>
> Selama2 minggu penuh, Marto dengan seragammiliternya
> menemani Suliyem ke dan dari kantornya setiap hari.
> Diamengajarinya untuk mengandalkan instingnya,
> terutama pendengarannyauntuk mengetahui dimana dan
> bagaimana dia bisa beradaptasi denganlingkungannya .
> Martomembantunya untuk berteman dengan supir bis
> yang bisa menjaganya danmenyediakan satu kursi
> untuknya. Dia juga membuatnya tertawa, bahkanpada
> hariyang tidak menyenangkan seperti pada saat dia
> tersandung saat akankeluar daripintu atau ketika dia
> menjatuhkan tasnya. Setiappagi mereka melakukan
> perjalanan ini bersama dan Marto
> kemudianmenggunakan taksi kembali ke kantornya.
> Walaupun perjalanan rutin ini membutuhkanbiaya dan
> melelahkan dari yang terdahulu, tetapi Marto tahu
> bahwa semuanya hanyatinggal waktu saja dimana
> Suliyem akan bisa naik bis sendirian.
> Diapercayakepada Suliyem, pada Suliyem yang dulu
> dikenalnya sebelum diakehilanganpengli hatannya, yang
> tidak takut pada tantangan apapun dan yang
> tidakakanpernah menyerah.
>
> Akhirnya,Suliyem memutuskan bahwa dia sudah
> siapuntuk mencoba melakukan perjalanan seorang diri.
> Hari Senin pagisebelum diaberangkat, dia merangkul
> Marto -- teman seperjalanannya selama ini,suami
> danteman terbaiknya. Diamengucapkan selamattinggal
> dan untuk pertama kalinya mereka berjalan dengan
> terpisah.Senin, Selasa, Rabu, Kamis.... Setiap hari
> berjalan dengan lancar dan Suliyemmerasasangat
> bahagia. Dia berhasil! Dia pergi ke kantor seorang
> diri!
>
> Padahari Jumat pagi, Suliyem naik bis untukbekerja
> seperti biasa. Ketikadia akan membayarbis, supir bis
> itu berkata, "Hmm, saya sangat iri padamu".
> Suliyemtidak yakin bahwa supir itu berkata padanya.
> Lagipula di dunia inisiapakahyang akan iri kepada
> wanita buta yang setahun belakangan ini
> berjuanghanya untuk menemukan keberanian untuk
> hidup? Dengan penasaran diabertanyapada supir itu,
> "Kenapa kamu berkata bahwa kamu iri padaku?"
> Jawabsupir bis itu, "Pasti sangat menyenangkan
> diperhatikan dan dilindungiseperti kamu." Suliyem
> tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh
> supirbisitu, dan bertanya lagi, "Apa maksudmu?".
> Supir bis itu menjawab,"Tahukah kamu, setiap pagi
> pada minggu-minggu yang lalu, seoranglaki- laki
> tampan dalam baju militer berdiri diseberang
> jalanmemperhatikanm uketika kamu turun dari bis. Dia
> memastikan kamu menyebrang jalan denganamandan dia
> menunggumu sampai kamu memasuki gedung kantor.
> Kemudian diamenghembuskan sebuah ciuman, memberi
> penghormatan militer singkat
> danberjalanpergi. Kamu adalah seorang wanita yang
> sangat beruntung."
>
> Airmatabahagia segera membasahi pipi Suliyem.
> Walaupun diatidak dapat secara fisik melihat
> suaminya, tapi dia selalu merasakankehadiran
> Marto.Suliyem bersyukur, sangat bersyukur karena dia
> telah memberikan sesuatuyanglebih berharga dari
> penglihatan, sebuah hadiah yang dia tidak
> perlumelihatuntuk bisa percaya -- hadiah kasih yang
> dapat memberi cahaya ditengahkegelapan.
>
> Tuhanmemperhatikan kita dengan cara yang sama. Kita
> mungkintidak memperhatikan kehadiran-Nya. Kita
> mungkin tidak dapat melihatwajah- Nya,namun Dia ada
Kehidupan Selalu berjalan, dalam kondisi apapun kita harus siap meskipun yang kita jalani adalah jalan yang sulit. Tapi ingatlah pasti dikemudian hari akan ada kemudahan bagi kita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment